Siapa yang tak kenal suara Syeikh Abdurrahman bin Abdul Aziz As-Sudais. Lantunan ayat-ayat suci Al-Quran yang dikumandangkan begitu familiar. Bahkan favorit sebagian besar kaum muslim di dunia, termasuk umat Islam Indonesia.
Lantas, siapa yang menyangka tampilnya Syeikh Sudais sebagai Imam besar Masjidil Haram merupakan buah dari ‘kutukan’ ibunya. Dan memang, Allah senantiasa mengabulkan doa seorang ibu untuk anaknya. Seperti yang dilakukan ibu Syeikh Sudais kala itu.
Begini ceritanya, kala itu Syeikh Sudais kecil tengah asyik bermain tanah. Di saat yang sama, ibunya sibuk menyiapkan hidangan makanan untuk tetamu yang hendak berkunjung. Ketika jamuan telah tersaji, lantaran para tamu belum datang, tiba-tiba tangan mungil Syeikh Sudais kecil dengan segenggam tanah ditaburkannya debu itu ke atas makanan. Sontak, melihat kelakuan nakal sang anak, ibu pun marah besar. “idzhab ja’alakallahu imaaman lil haramain (pergi kamu, biar kamu jadi Imam di Haramain),” ujar sang ibu dengan nada marah.
Entah apakah ini doa atau kutukan seorang ibu. Yang pasti, intinya ibunya memang menginginkannya menjadi orang yang bermanfaat bagi umat. Dan dalam kesehariannya, sang ibunda kerap memanggil Syeikh Sudais kecil dengan sebutan “Ya Abdurrahman, ya hafidzal quran, ya imamal masjidil haram.” Rupanya lewat panggilan itulah doa yang kerap diucapkan ibu kepadanya.
Kini, Syeikh Sudais tak sekadar hafidz, tapi suaranya yangbegitu indah kala melantunkan ayat-ayatAl-Quran begitu menyejukkan hati. Pada tahun 2012 Syeikh Sudais mengemban amanah dari Kerajaan Arab Saudi, sebagai Kepala Dua Tanah Suci, Makkah AlMukarramah dan Madinah Al-Munawarah. Sebuah jabatan khusus setingkat menteri di Arab Saudi.
Sosok ulama kharismatik kelahiran Riyadh, 10 Februari 1960 ini dikenal sebagai ulama berpandangan moderat dan tetap tampil sederhana. Lahir dan dibesarkan dari Bani Anza, Syeikh Sudais telah berhasil menghafal 30 juz Al Quran di usia yang sangat belia, 12 tahun. Pendidikan formalnya dimulai di Al-Muntaha bin Harits, kemudian kuliah di Fakultas Syariah Universitas Imam Muhammad bin Saud Riyadh, Arab Saudi.
Di tahun 1984, untuk pertama kalinya, Syeikh Sudais ditunjuk sebagai salah satu khotib di Masjidil Haram. Kala itu, ia tengah menjadi imam sholat Ashar pada 22 Syaban 1404 Hijriyah, bertepatan dengan 23 Mei 1984. Dan di tahun yang sama, ia meraih gelar Master Degree, dengan predikat Excellent. Setelah itu, Syeikh Sudais menjadi dosen di Fakultas Syariah Universitas Ummul Qura, Mekah. Di universitas tertua dan ternama ini pula, ia meraih gelar doktor.
Pada Jumat di penghujung bulan Oktober, Syeikh Sudais berkesempatan menjadi imam sekaligus khatib di Masjid Istiqlal Jakarta. Setelah sebelumnya bertemu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Negara. Usai sholat Jumat, kemudian dilanjutkan kunjungan ke Universitas Al-Azhar Indonesia.
Bahkan beberapa hari sebelumnya, Syeikh Sudais berkeliling ke beberapa tempat untuk memenuhi undangan. Salah satunya menjadi pembicara pada seminar internasional tentang Nilai Moderat Alquran dan Hadis serta Penerapannya pada Masa Modern di Kerajaan Arab Saudi dan Republik Indonesia pada 28 Oktober 2014 lalu, di Hotel Shangrilla Jakarta.
Di setiap kesempatan itu, Syeikh Sudais senantiasa menyampaikan salam dari Raja Abdullah bin Abdul Aziz untuk segenap kaum muslimin Indonesia. “Kami sampaikan terimakasih atas sambutan yang begitu hangat dalam menyambut kehadiran kami. Saya senantiasa doakan kalian di Masjidil Haram,” ujar Syekh Sudais.
No comments:
Post a Comment