Museum Haramain, gedung ini menjadi bangunan kebanggaan warga Arab Saudi. Terletak di tengah-tengah ibu kota Negara Petrodolar itu, museum ini merupakan miniatur kecil sejarah budaya dan peradaban Islam yang menampilkan karya-karya seni bernilai estetika tinggi, mengesankan, serta bermuatan sejarah.
Seperti barang antik, kerajinan tua, dan dokumentasi aktivitas sejarah, arkeologi, budaya ilmiah, serta kegiatan ekonomi dan komersial di dalamnya. Wajar bila museum ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagai jamah haji atau umrah.
Jika melihat tampilannya, Museum Nasional Riyadh yang terletak di Pusat Sejarah Raja Abdul Aziz ini, memiliki desain arsitektur kontemporer yang mengombinasikan arsitektur tradisional khas Timur Tengah (Timteng) nan memikat.
Arsitektur tradisional tersebut terlihat di bagian fasadnya yang menggunakan gaya Persia setengah lingkaran (Persian arch). Ciri khas lengkungan Persia ini adalah antara lengkungan satu dan lengkungan lain saling menyambung.
Persian arch di museum ini, memiliki tiga lengkungan dengan empat pilar sebagai penyangga tiga lengkungan. Lengkungan-lengkungan pada bagian atasnya diberi warna hitam dan putih sementara empat pilarnya diberikan tanpa warna, karena warna dasar dari bahan baku pilar ini adalah marmer, sehingga tidak diperlukan corak warna yang berlebihan.
Pola serupa bisa kita jumpai pada masjid bersejarah Spanyol, Masjid Cordoba. Selain menampilkan kesan elok, gaya khas Persia ini, juga konon untuk memperkuat struktur bangunan.
Sentuhan khas Timteng memang begitu kental di bagian eksteriornya. Selain Persian arch, unsur lain yang menampakan tradisionalitas adalah ukiran-ukiran abstrak yang terpajang di sepanjang dinding.
Pilar-pilar yang berderet di bagian samping kiri dan kanan dengan formasi mengapit pengujung menuju museum turut memperkuat kesan dan nuansa tradisional itu.
Sedangkan desain kontemporer atau moderen terlihat pada bentuk bangunannya yang persegi. Bentuk ini dibagi menjadi dua bagian yang memanjang ke kiri dan ke kanan.
Berbahan dasar batu pualam dan marmer, warna yang terdapat pada bangunan ini, terpancar mewah namun tetap natural, tanpa memoles lagi memakai aneka warna buatan.
Museum Nasional yang berdiri sejak 1946 ini menempati lahan seluas 17 ribu meter persegi dari bagian timur Pusat Sejarah Raja Abdul Aziz. Terdapat tujuh ruangan utama di museum ini.
Di antaranya ruangan dengan dominasi warna putih gading adalah ruang lobi utama. Ruangan ini menyimpan koleksi potret dua masjid suci, Nabawi dan al-Haram, baik yang klasik atau terbaru.
Sumber : Republika.co.id
Seperti barang antik, kerajinan tua, dan dokumentasi aktivitas sejarah, arkeologi, budaya ilmiah, serta kegiatan ekonomi dan komersial di dalamnya. Wajar bila museum ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagai jamah haji atau umrah.
Jika melihat tampilannya, Museum Nasional Riyadh yang terletak di Pusat Sejarah Raja Abdul Aziz ini, memiliki desain arsitektur kontemporer yang mengombinasikan arsitektur tradisional khas Timur Tengah (Timteng) nan memikat.
Arsitektur tradisional tersebut terlihat di bagian fasadnya yang menggunakan gaya Persia setengah lingkaran (Persian arch). Ciri khas lengkungan Persia ini adalah antara lengkungan satu dan lengkungan lain saling menyambung.
Persian arch di museum ini, memiliki tiga lengkungan dengan empat pilar sebagai penyangga tiga lengkungan. Lengkungan-lengkungan pada bagian atasnya diberi warna hitam dan putih sementara empat pilarnya diberikan tanpa warna, karena warna dasar dari bahan baku pilar ini adalah marmer, sehingga tidak diperlukan corak warna yang berlebihan.
Pola serupa bisa kita jumpai pada masjid bersejarah Spanyol, Masjid Cordoba. Selain menampilkan kesan elok, gaya khas Persia ini, juga konon untuk memperkuat struktur bangunan.
Sentuhan khas Timteng memang begitu kental di bagian eksteriornya. Selain Persian arch, unsur lain yang menampakan tradisionalitas adalah ukiran-ukiran abstrak yang terpajang di sepanjang dinding.
Pilar-pilar yang berderet di bagian samping kiri dan kanan dengan formasi mengapit pengujung menuju museum turut memperkuat kesan dan nuansa tradisional itu.
Sedangkan desain kontemporer atau moderen terlihat pada bentuk bangunannya yang persegi. Bentuk ini dibagi menjadi dua bagian yang memanjang ke kiri dan ke kanan.
Berbahan dasar batu pualam dan marmer, warna yang terdapat pada bangunan ini, terpancar mewah namun tetap natural, tanpa memoles lagi memakai aneka warna buatan.
Museum Nasional yang berdiri sejak 1946 ini menempati lahan seluas 17 ribu meter persegi dari bagian timur Pusat Sejarah Raja Abdul Aziz. Terdapat tujuh ruangan utama di museum ini.
Di antaranya ruangan dengan dominasi warna putih gading adalah ruang lobi utama. Ruangan ini menyimpan koleksi potret dua masjid suci, Nabawi dan al-Haram, baik yang klasik atau terbaru.
Sumber : Republika.co.id
No comments:
Post a Comment